tentang sebuah profesi
Keputih… itu bukanlah sebuah kata untuk ungkapan warna
Keputih adalah sebuah ungkapan tempat, berada persis dibelakang kampus ITS
Saat malam tiba, ramai kendaraan, mahasiswa kesana kemari, pedagang
Akan kau jumpai, semua profesi, mulai dari mahasiswa, pelajar, pengamen, pemulung
Mereka semua meramaikan keberadaan tempat ini
Suatu saat aku terbangun jam 3 pagi sebelum subuh, aku mengambil air wudhu dan balik ke kamar kosku.
Saat didepan pintu kamar kos yang berada di lantai 2, aku melihat seorang pemulung dengan baju dan celana pendek yang sobek serta memakai peci yang telah usang.
“sepagi ini” kataku….
“ini dingin sekali” lanjutku…
Pemulung itu memungut sampah yang berada didepan kosku kemudian berjalan pergi
Suatu saat setelah habis makan malam, aku temui seorang pedagang mainan tepat didepan salah satu supermarket di keputih, mainan itu terbuat dari kulit siput
“masih adakah orang yang akan membelinya ditengah gencar-gencarnya mainan elektronik” batinku..
Suatu malam saat aku sedang makan malam, datang anak kecil membawa alat music yang terbuat dari kayu dan tutup botol bekas
Dia memainkannya sambil menengadahkan tangannya
“kau mirip sekali denganku dik” kataku dalam hati
Entah mengapa kata itu tersirat begitu saja
Jika disuruh memeberi uang kepada anak kecil atau anak dewasa, manakah yang kau pilih ?
Saat aku menginjak usia dewasa, aku akan bilang “kasihkan pada anak yang sudah dewasa”
Aku berfikir mereka lebih membutuhkan daripada anak kecil.
Tapi, apakah kau tak tahu?
Menurutku, anak kecil itu lebih membutuhkan daripada yang dewasa, mereka butuh uang saku buat sekolah, mereka butuh uang buat beli buku dan pensil
Suatu saat, saat aku dalam perjalanan pulang kampung, ditepi jalan ku jumpai pengamen – pengamen yang berbasiskan anak kecil
Saat itu aku berfikir bahwa anak kecil lebih pantas hidup bahagia daripada orang yang dewasa, ada saatnya saat beban hidup itu ditumpukan pada seorang manusia
Tapi bukan sekarang, nanti saat mereka dewasa, biarlah yang kecil tetap berada dalam keceriaan
Suatu hari saat sholat maghrib di masjid sebelah kosku
Aku menoleh dan ku jumpai wajah kecilku
“ini wajahku saat kecil, persis sekali, aku kangen masa kecilku” batinku
Aku liat terus anak kecil itu, mirip sekali denganku saat kecil
Lincah, ceria
Berbeda dengan sekarang, jauh berbeda
Mata lebarku telah menjadi sayu
Lincahku menjadi rapuh
Hanya satu yang tak berubah, rambutku tetap berdiri seperti dulu
Aku termenung, dari semua profesi di atas..
Aku akan jadi apa?
Tuhan, hanya satu keinginanku
Aku pasrah KAU pilihkan profesi untukku
Aku hanya ingin orang tuaku bangga dengan profesiku….
By : ainur rosyid
Comments
eh, aq tau bapak2 yang jualan mainan siput itu.
aq pernah makan di warung sampingnya sama temenq, trus pas pulang q liat bapak2 yg jualan itu.. aq cuma mbatin "kasian, siapa yang bakal beli y? sehari dapat berapa ya?"
temenq: *turun dari motor, mendekati bapak2 jualan mainan siput trus beli*
subhanallah..
kasihan sekali ya...
aku juga sempat turun dari motor trus deketin bapaknya
aku gak tega
aku yang udah dikasih kecukupan gini sek ngeluh ae :(
masa depan masih di tangan Allah. semoga dikasih yang terbaik. apapun iku. bisa ikhlas.. g ngeluh tok.
@mbak kent : amin, semoga kita semua sukses